Sabtu, 01 Mei 2010

Balada

Balada adalah salah satu jenis puisi baru dalam sastra Indonesia
Balada tidak terikat banyaknya baris dalam satu bait, perimaan.
Tetapi tetap harus memperhatikan diksi atau pemilihan kata yang tepat.
Inilah salah satu contohnya:

Inilah baladaku…

Seorang mantan anak putih-biru

Dengan peluh mengucur di dahi

Terpaksa menyandang dawai berirama nan tua

Menjajakan suara parau di bisingnya jalanan


Hardik dan bentakan sering kutemui

Tatap sinis penuh cemooh menu makananku tiap hari

Kelebat hitam para preman jalanan membayang di belakang langkahku

Sedang rupiah sulit kujumpai

Habis kikis ditelan ganasnya hidup


Kisah tragisku ini diawali dari kecelakaan maut

Yang memaksa pulang kedua orang tuaku padaNya

Dahan tempat bergantung kami patah

Kantong asaku tercabik-cabik…

Aku dan saudara mudaku kehilangan tumpuan cita


Apa daya…. apa kuasa…

Kala kawan menimba ilmu di bangku sekolah

Kala sahabat bergelak tawa di halaman

Ku hanya termangu berlinang air mata di depan gerbangnya

Tak ada pundi-pundi dana untuk melanjutkan sekolah

Hanya ini yang ku punya :

Gelar seorang pengamen jalanan

Juga masa depan sesuram mendung kelam


Tapi sang waktu seakan cuek dan tak mau perduli

Terus berputar ….dan terus berputar…

Ku harus melanjutkan hidup ini!!!


Terik sengatan sang Surya, dan tangisan hebat sang langit

Menyertai alunan melodi serakku, membahana membelah udara raya

Yang terbayang hanya seonggok uang lusuh di genggaman

Dan pekik gempita saudara mudaku saat menerimanya di rumah


Salah siapa? Dosa siapa?

Apakah Sang Khalik berat sebelah pada umatNya?

Yang satu bergelimang harta, yang lain dilanda duka nestapa


Inilah baladaku….

Manusia yang seringkali dipandang sebelah mata oleh dunia

Sampah yang tak jarang digusur dan disingkirkan

Demi mewujudkan mimpi sederhanaku menjadi manusia seutuhnya


Mampukah kuwujudkan anganku ini?

Biarlah semua ini menjadi rahasia Ilahi

Beserta sang kala, akan terus kucari kunci jawabanNya…




Tidak ada komentar:

Posting Komentar